| Administrator

Card Image

RSUD Soewondo – Pati (13 Maret 2024). Lakukan dialog interaktif dokter spesialis jiwa, dr. Nabilla Syifa, Sp. KJ menjadi narasumber di salah satu radio milik Pemda Pati pada hari Rabu, 13 Maret 2024.

dr. Nabila Syifa, Sp. KJ sendiri merupakan dokter spesialis jiwa yang praktek di Rumah Sakit Soewondo Pati. Dengan tema “Pentingnya Mengenali Kondisi Psikis Kita,” dirinya memberikan penjelasan sekaligus mengedukasi kepada pendengar radio yang disiarkan secara live. Acara yang dipandu oleh host yang bernama Adex terlihat berdialog interaktif menjadi santai namun serius dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kejiwaan yang dibahas.

“Kalau kita tidak mengetahui kondisi mental kita, saat terjadi stress, kita akan rentan mengalami gangguan mental meskipun ringan. Kalau ini dibiarkan berlarut-larut maka bisa mengakibatkan stress yang berat seperti depresi, cemas atau gangguan mental yang lainnya, dan tidak tau bagaimana cara mengelola emosi negatifnya. Seperti emosi negatif yang berlebihan, akhirnya kita tidak bisa melakukan kendali pada diri kita sendiri yang berujung melakukan kerusakan pada diri sendiri bahkan melukai orang lain,” jelas dr. Nabila Syifa, Sp.KJ saat menjadi narasumber di radio.

Dalam dialog interaktif tersebut, Adex selaku pembawa acara radio mempersilahkan kepada pendengar radio untuk memberikan kesempatan bertanya langsung kepada dokter spesialis jiwa, dr. Nabila seputar kesehatan jiwa dengan tema “Pentingnya Mengenali Kondisi Psikis Kita” lewat telepon aktif.

Diakhir sebelum acara ditutup, dokter Nabila berpesan kepada masyarakat untuk menjaga tubuh kita dalam keadaan sehat, baik dalam keadaan fisik maupun mental karena dengan kondisi mental kita yang baik, kita bisa menjaga kondisi mental orang lain. Dirinya juga berpesan kepada orang orang yang butuh pertolongan dengan gangguan mental sebisa mungkin kita tolong dengan kemampuan yang kita punya, misal diajak ke psikolog, atau membantu dengan cara menjadi pendengar cerita.

dr. Nabila Syifa, Sp. KJ menceritakan kenapa dirinya memilih menjadi dokter jiwa, salah satu alasannya karena untuk menjadi dokter jiwa, dirinya tidak butuh stetoskop. Yang kita butuhkan adalah telinga untuk mendengar dan hati untuk merasakan perasaan seseorang.