| Administrator

Card Image

Paparan pornografi dan konten bermuatan seks kini dapat diakses oleh remaja melalui media sosial.

RSUD Kab Pati – Pati (24 Februari 2024). Kecanduan melihat pornografi menjadi salah satu penyebab sulitnya konsentrasi yang dialami seorang remaja. Hal ini disampaikan oleh Plt Direktur UPT RSUD RAA Soewondo Pati, Hartotok, melalui dokter spesialis jiwa, Nabila. dr. Nabila menjelaskan bahwa ada beberapa tahapan pada kasus kecanduan pornografi yang awalnya hanya melihat beberapa kali dan menyebabkan pelepasan dopamin yang berlebihan di otak. “Perlu diketahui hormon dopamin adalah hormon yang meningkat bila merasa senang, puas atau terangsang. Kemudian menjadi sulit konsentrasi bila tidak melihat pornografi karena ketergantungan otak butuh dopamin yang lebih banyak lagi untuk mencapai kepuasan yang sama, hingga akhirnya ditahap ingin mencoba hal-hal yang sering dilihat tersebut.” Tambahnya.

Nabila yang berprofesi sebagai dokter spesialis jiwa yang bekerja di Rumah Sakit Soewondo Pati ini menghimbau khususnya kepada orang tua untuk memberikan perhatian pada anak-anaknya. Tidak hanya itu, para orang tua juga perlu memberikan kasih sayang, apresiasi dan penghargaan kepada anak, serta menjadi tempat yang aman bagi anak untuk bercerita dan memantau bila ada perubahan perilaku pada anak. Dan tidak kalah pentingnya juga memberikan pendidikan seks yang sesuai dengan usia perkembangan dan menyepakati aturan yang dibuat bersama dengan anak dalam penggunaan gawai.

dr. Nabila juga menjelaskan pentingnya orang tua mengetahui tentang paparan pornografi dan konten bermuatan seks yang kini mudah diakses oleh remaja melalui media sosial yang bisa memicu rasa keingintahuan sehingga dapat menyebabkan kecanduan pornografi. Kerusakan otak akibat pornografi menyerang area Pre Frontal Korteks (PFC) yang berfungsi menata emosi, memusatkan konsentrasi, memahami dan membedakan benar dan salah, mengendalikan diri, berfikir kritis dan berperilaku soaial. Bila terjadi kerusakan dibagian PFC, seseorang menjadi sulit untuk mengendalikan diri sehingga dapat melakukan hal hal yang menyimpang dari norma sosial.